Capital inflows terdiri dari dua bentuk, yaitu:
- Peningkatan asset luar negeri di negara yang bersangkutan
Misalnya:
Pada saat penduduk Amerika membeli saham-saham perusahaan Indonesia, maka asset luar negeri di Indonesia menjadi bertambah. Transaksi ini termasuk dalam capital inflow bagi Indonesia dan dicatatdi sisi kredit dalam neraca pembayaran Indonesia, karena transaksi ini menyebabkan penerimaan pembayaran dari luar negeri.
- Penurunan asset negara tersebut di luar negeri
Misalnya:
Pada saat penduduk Indonesia menjual saham-saham perusahaan luar negeri, maka asset Indonesia di luar negeri menjadi berkurang. Transaksi ini termasuk dalam capital inflow dan dicatatdi sisi kredit neraca pembayaran Indonesia, karena transaksi ini menyebabkan penerimaan pembayaran dari luarnegeri.
ALIRAN MODAL KELUAR (CAPITAL OUTFLOW)
Capital outflows terdiri dari dua bentuk, yaitu:
- Peningkatan asset suatu negara di luar negeri
Misalnya:
Pembelian saham-saham perusahaan Amerika oleh penduduk Indonesia menyebabkan peningkatan asset Indonesia di luar negeri dan dicatat di sisi debet sebab menyebabkan pembayaran keluar negeri.
- Penurunan asset luarnegeridi negara tersebut
Misalnya:
Penjualan saham-saham perusahaan Amerika di Indonesia kepada penduduk Indonesia menyebabkan pengurangan asset luar negeri di Indonesia dan dicatat di sisi debet karena menyebabkan pembayaran keluar negeri.
TRANSAKSI AUTONOMOUS DAN TRANSAKSIA KOMODATIF
- Transaksi autonomous adalah semua transaksi yang tidak tergantung pada posisi neraca pembayaran, namun berjalan dengan sendirinya sesuai dengan iklim binis antar negara. Semua transaksi dalam neraca transaksi berjalan(current account) dan neraca modal (capital account) adalah termasuk transaksi autonomous, karena semua transaksi tersebut ditujukan untuk tujuan bisnis semata-mata mencari keuntungan (kecuali unilateral transfer).
- Transaksi akomodatif adalah transaksi yang secara resmi dibuat atau dilakukan untuk membuat neraca pembayaran seimbang. Contohnya: penjualan emas atau mata uang asing oleh bank sentral untuk menyeimbangkan perbedaan antara penerimaan dan pembayaran dalam transaksi sektorswasta, pelepasan cadangan devisa untuk menutupi defisit neraca pembayaran.
Tuan A
- Membeli Opsi Beli U.S. $
Strike Price Rp 9.500,00/Dollar
Sampai Tgl. 31 April 2010
- Satu Opsi bernilai $2,000
- Premi opsi beli Rp 200,00/dollar
- Kurs Spot 28 April 2010 (ketika dieksekusi ) Rp 10.000/dollar
Per unit
Per kontrak
Kurs Jual
Rp 10.000,00
$2,000 x Rp 10.000,00= Rp 20.000.000
Kurs Beli
(Rp 9.500,00)
$2,000 x Rp 9,500,00=( Rp 19.000.000)
Membayar Premi
(Rp 200,00)
$2,000 x Rp 200,00= (Rp 400.000
Keuntungan bersih
Rp 300,00
$2,000 x Rp 300,00= Rp 600.000
Tuan B
- Membeli U.S. dollar dengan
Kurs Rp 9.500,00/Dollar s.d. tanggal 31 April 2010
- Menerima premi Rp 100,00/Dollar
Per unit
Per kontrak
Kurs Jual
Rp 9.500,00
$2,000 x Rp 9.500,00 = Rp 19.000.000
Kurs Beli
(Rp 10.000,00)
$2,000 x (Rp 10,000,00)= (Rp 20.000.000)
Membayar Premi
Rp 200,00
$2,000 x Rp 200,00 = Rp 400.000
Keuntungan bersih
(Rp 300,00)
$2,000 x (Rp 300,00) =(Rp 600.000
Titik Impas Spekulasi tercapai pada: Hasil Penjualan mata uang = strake price + premi opsi
Dari contoh di atas, Jika Kurs di Pasar Spot Rp 9.800,00/dollar
Maka Keuntungan Bersih Tuan A adalah
Per unit
Per kontrak
Kurs Jual
Rp 10.000,00
$2,000 x Rp 10.000,00= Rp 20.000.000
Kurs Beli
(Rp 9.800,00)
$2,000 x Rp 9,800,00=( Rp 19.600.000)
Membayar Premi
(Rp 200,00)
$2,000 x Rp 200,00= (Rp 400.000)
Keuntungan bersih
Rp 0.00
$2,000 x Rp 300,00= Rp 0.000
KOMBINASI OPSI MATA UANG
Kombinasi opsi mata uang (currency option combination), menggunakan opsi beli dan opsi jual secara simultan untuk memperoleh posisi unik untuk melindungi nilai mata uang, atau berspekulasi.
Membeli posisi kurva terbuka (long straddle)
Untuk membuat long straddle valuta asing perusahaan MNC atau spekulan, akan membeli (mengambil posisi beli) baik opsi beli maupun opsi jual mata uang tertentu, pada strike price dan periode jatuh tempo yang sama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar